"Jika Agamamu dihinakan maka BANGKITLAH.
Jika kitab sucimu dilecehkan maka BANGKITLAH.
Diam-mu saat Agama dan Kitab Sucimu dihinakan adalah PENKHIANATAN bagi Agamamu."
Kita hidup di negeri dengan berbagai macam keaneka ragama dari ujung barat sampai penghujung timur negeri yang kita cintai, Indonesia. Perbedaan akan menjadi aset dan kekauatan bangsa ini. Kekuatan yang menyatukan perbedaan adalah kita yang SALING. SALING menghargai perbedaan bukan penghinakan perbedaan dan kita SALING menghormati perbedaan bukan menciderai perbedaan dengan melecehkannya. Merasa paling besar, merasakan paling dengan merendahkan yang lainnya.
Jika hilang SALING diantara kita, maka KEKAYAAN bangsa kita akan perlahan hilang di telan ombak arus PERPECAHAN.
Menghinakan dan atau melecehkan suku, agama dan golong tertentu bukan lah simbol KEBHINEKAAN tapi simbol PERPECAHAN. Jaga dan rawat BHINEKA TUNGGAL IKA dengan SALING menghargai dan menghormati.
Rindu akan Buya Hamka, andai Beliau masih hidup mungkin akan memimpim ummat ini menegakan keadilan di negri ini, memimpin ribuan sampai jutaan ummat Islam. Namun penerus beliau lahir bukan lagi dari ranah Minang tapi Betawi yaitu Muhammad Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Lc. MM , tidak ketinggalan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dari Bandung dan masih banyak lagi. Semoga Allah banyak melahirkan mujahid-mujahidah baru untuk zaman ini, yang mencintai Allah SWT, Rasulnya, Kitab Sucinya (Al Qur'an) dan berjuang dijalannya (dijalan Allah SWT).