Dalam keindahan yang sementara itu, ada sebuah keabadian. Setiap tawa yang pecah, setiap sorot mata yang saling bertemu, dan setiap bisik yang terucap, semuanya terukir dalam sebuah ruang yang tak bisa disentuh oleh waktu. Kebahagiaan perjumpaan itu adalah sesuatu yang fana, sebuah momen yang berlalu. Tetapi, kenangan dan makna yang ditinggalkannya, itu adalah sesuatu yang abadi.
Semua terdeskripsikan dalam potongan puisi, berikut:
...pernah ada pada suatu masa,
semua yang fana adalah abadi.
Semua yang abadi adalah fana.
(Sapardi Djoko Damono)
